Minggu, 01 Februari 2009

KEDAHSYATAN SIKSAAN DIALAM KUBUR

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Bermaksud) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."

Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:

  • Menjaga sembahyang lima waktu

  • Banyak bersedekah

  • Banyak membaca al-quran

  • Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)

Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:

  • Dusta

  • Kianat

  • Adu-adu

  • Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kubur."

Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."

Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.

Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'iem (Syurga yang serba kenikmatan).

Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."

Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: "Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud)"Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."

Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."

Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat."

Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:

  • Hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.

  • Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.

  • Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.

  • Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.

  • Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku.

Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.

Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).

Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:

  • Ketika melihat Malakulmaut

  • Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier

  • Ketika menghadapi hisab dihari kiamat

Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu:

  • Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam

  • Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat

  • Melihat tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.

Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:

  • Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar

  • Mudah dan ringan hisabnya

  • Diampunkan segala dosanya

Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:

  • Ketika mati

  • Didalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut

  • Ketika hisab

  • Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat

Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu:

  • Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."

  • atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."

Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaa tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.

Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. (Yang bermaksud) "Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."

Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang bermaksud) "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."

Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)

Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" Nabi Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yyahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.

Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin, wahasbunallahu wani'mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adhiem."

Sakaratul Maut

Apa yang dapat kita bayangkan ketika ada seorang pemuda yang ganteng, sehat, dan perkasa tiba-tiba diberi vonis oleh seorang dokter bahwa dalam tubuhnya tumbuh kanker ganas ?. Andaikata hal itu menimpa kita sendiri ?. Semangat yang tadinya berkobar tiba-tiba bisa padam. Hilang seluruh harapan. Musnah semua cita-cita. Dunia seakan berhenti seketika.
Apa yang sedang kita takutkan dengan penyakit kanker tersebut ?. Jawabnya sudah hampir pasti adalah kematian. Semua orang takut mati, bahkan seluruh makhluk hidup takut datangnya kematian itu. Mulai dari makhluk terkecil semisal semut hingga yang terbesar seperti gajah, semua takut mati. Andaikata mati itu berwujud makhluk tentu akan dilawan, sebagaimana mereka melawan setiap orang yang mencoba mengganggu kehidupannya. Andaikata bisa dihindari, tentu semua makhluk akan berusaha menghindarinya. Anas Radhiallaahu `anhu meriwayatkan hadits Rasulullah Saw :”Anak Adam tidak menemui sesuatu yang diciptakan Allah melebihi hebatnya maut, padahal maut itu merupakan peristiwa yang paling ringan dibandingkan dengan kejadian-kejadian sesudahnya.” (HR.Ahmad)
Takut kepada kematian adalah naluri semua makhluk hidup, sifatnya sangat alami. Bayangan kematian merupakan bayangan yang paling menakutkan. Di dunia ini tidak ada yang paling menakutkan melebihi kematian. Seandainya tidak ada kematian, tidak ada sesuatupun yang ditakuti. Resiko tertinggi di dunia ini adalah mati, tidak ada yang melebihinya lagi. Seorang penguasa yang paling berkuasa sekalipun akan merasa hina dan nista di depan kematian. Ia merasa kecil dan kerdil, karena kedatangannya tanpa permisi apalagi meminta izinnya. Jika Allah telah menetapkan ajalnya, malaikat mautpun siap menjemputnya, tanpa ada kompromi. Kekuasaan, kekayaan, prajurit, teman, kerabat, dan segala yang ada di dunia ini, tak ada yang bisa mencegah kematian.
Fir’aun sepanjang hidupnya tidak pernah mau mengakui kekuasaan Tuhan melebihi kekuasaannya, bahkan ia sendiri mengaku sebagai Tuhan. Akan tetapi pada penghujung hidupnya, pada saat-saat kritis ketika akan tenggelam dalam lautan setelah mengejar pasukan Bani Israel (Nabi Musa AS dan pengikutnya), Fir’aun berseru kepada Allah, mengakui ke-Esaan-Nya, berserah diri kepada-Nya. Fir’aun yang sangat ber kuasa di dunia akhirnya merasa kerdil di depan al-Maut.

Al-Ma’mun, seorang khalifah yang sangat luas wilayah kekuasaannya. Di penghujung kehidupannya ia sadar bahwa sebentar lagi malaikat maut segera datang menjemput. Kesadarannya terhadap kepastian mati itu tak pernah diragukan, namun ia tetap takut dan gelisah menghadapinya. Itulah sebabnya ia perintahkan kepada bawahannya untuk mengusungnya ke markas militer. Saat itu malam hari, obor-obor dinyalakan dari berbagai sudut sehingga membuat suasana magis yg menggetarkan setiap orang yang ada di tempat itu. Di tengah hamparan padang pasir yang luas itu, al-Ma’mun merasakan harapan dan cita-citanya terbang bersama angin. Ia sadar bahwa kekuasaan dan kemuliaannya di dunia tidak mendatangkan manfaat sedikitpun pada saat-saat seperti itu. Dengan segala kepasrahan dalam ketidakberdayaannya, ia menengadahkan tangannya tinggi-tinggi sambil berdo’a :”Wahai Dzat yang kekuasaan-Mu senantiasa langgeng dan kekal, kasihanilah hamba-Mu yang kekuasaannya akan hilang dari tangannya.”
Sampai di sini, ada satu pertanyaan yang mesti dijawab, apakah sebenarnya yang ditakutkan oleh manusia pada kematian itu ?. Jawabnya bisa beragam, tapi yang pasti bahwa yang paling ditakutkan manusia dari kematian adalah kesirnaan dan ketiadaan. Mereka takut kehilangan, teman, kekasih, anak, orang tua, harta benda, kemuliaan, kekuasaan, dan segala hal yang bersifat duniawi. Mereka takut berpisah dengan semua yang dimiliki di dunia ini. Sesungguhnya manusia telah lama membangun istana harapan dan cita-cita dalam jiwanya. Dengan susah payah mereka mengumpulkan satu per satu komponen bangunan itu, kemudian pelan-pelan merakitnya. Akan tetapi dengan kedatangan al-Maut, semua bangunan itu tiba-tiba roboh, hancur berkeping-keping. Kematian tak ubahnya seperti bom yang menghancurkan segala-galanya, termasuk istana bayangan yang telah dibangun oleh jiwa manusia. Jika istana yang dibangun dalam jiwa manusia itu hanyalah istana harapan dan impian, tentu rapuh dan mudah runtuh. Sekali datang al-maut, sirna dan hancurlah semuanya. Akan tetapi jika manusia membangun istana dalam jiwanya dengan bahan baku iman dan akhlaqul karimah, maka bangunan itu tak akan pernah roboh oleh kematian sekalipun. Kematian tidak berpengaruh sedikitpun pada mereka.
Bagi orang-orang yang disebutkan terakhir ini, kematian tidak lebih dari sekadar perpindahan dari satu alam ke alam yang lain. Ibarat orang-orang metropolitan yg super sibuk, mereka memerlukan waktu khusus “week end” untuk rekreasi, melupakan pikiran tentang pekerjaan, meninggalkan kepenatan ibu kota, meninggalkan rumah dan segala tradisinya. Mereka benar-benar menginginkan suasana baru, di alam yg baru. Bagi orang-orang seperti ini, kematian sama sekali tidak menakutkan. Beban yang diderita mereka yang sedang dalam sakaratul maut itu luar biasa. Rasa sakit yang dideritanya cukup berat, apalagi pada detik-detik terakhir ketika malaikat maut sudah mulai menjalankan operasinya. Semua nabi dan Rasul kekasih Allah ikut juga merasakannya, tak terkecuali Muhammad saw. `Aisyah menceritakan bahwa di saat sakaratul maut, di samping Rasulullah ada bejana berisi air, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam bejana itu, sambil berdo’a :”Ya Allah, tolonglah aku dari sakaratul maut ini.” (HR. Nasa-i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Tirmidzi)

Jika orang yang setabah Nabi Muhammad Shallallaahu `alaihi wa sallam saja sampai meminta pertolongan pada saat menghadapi sakaratul maut, apalagi orang lain yang tidak memiliki mental baja seperti beliau. Ini adalah gambaran bahwa sakaratul maut itu memang luar biasa beratnya. Beban sakit yang luar biasa itu akan semakin bertambah dan berlipat-lipat manakala sikap mental seseorang tidak siap menghadapinya.
Yang bisa menolong seseorang menahan rasa sakit pada peristiwa sakaratul maut adalah mentalitasnya. Mereka yang menolak kematian tentu lebih berat penderitaannya, sedangkan mereka yang pasrah, apalagi yang menyambutnya dengan penuh persiapan, tentu dapat merasakan penderitaan itu lebih ringan. rasa sakit yang sangat itu bisa dikalahkan dengan harapannya kepada Allah akan kehidupan yang lebih baik, lebih kekal, dan lebih membahagiakan. Sepanjang masih ada harapan bahwa kehidupannya di akhirat lebih baik dari yang dirasakan di dunia ini, maka segala rasa sakit dan kepedihannya akan terobati oleh bayangan surga, dan kehidupan yang lebih baik tersebut.

Lain halnya bagi mereka yang tidak punya harapan akherat, kematian merupakan qiyamat baginya. Kematian adalah akhir segala-galanya, padahal bagi orang-orang kafir, kematian sesungguhnya adalah awal penderitaan yang berkepanjangan, bahkan selama-lamanya. Orang-orang shalih yang telah mempersiapkan hari kematiannya dengan baik tak terlalu khawatir dengan kematian itu. Mereka rileks menghadapinya, sampai pada detik-detik akhirnya. Rasulullah sangat tenang ketika al-Maut menjemput, bahkan beliau tetap bisa menghibur putrinya, Fathimah yang kelihatan kurang rela melepaskan kematian ayahnya. Beliau bersabda: “Wahai putriku, telah datang kepada ayahmu keputusan Allah yang tiada seorangpun dapat menolaknya hingga hari qiamat.” (HR. Ahmad)
Rasulullah bahkan seolah tak menghiraukan kematian itu, sehingga sampai pada detik-detik akhir hayatnya, beliau tetap menjalankan tugas kerasulannya dengan menyampaikan fatwa-fatwa penting sebagai pengingat kepada ummatnya. Beliau mengingatkan ummatnya agar tetap memelihara shalat, melindungi kaum perempuan, dan berbagai wasiat penting lainnya. Orang-orang mulia seperti Rasulullah Saw melihat bahwa kematian bukan akhir dari segala-galanya, bukan pula keterpisahan dan ketiadaan, akan tetapi kematian adalah perpindahan dari satu alam ke alam yang lain. (sumber : hidayatullah)

http://www.aldakwah.org/modules.php?name=News&file=article&sid=537
note : Al Hubb Fillah wa lillah, ikatlah ilmu dengan menulis dan mengamalkannya.

“Sebagaimana Kami memulai setiap kejadian, demikian pula caranya Kami mengembali kannya (mengulanginya). Itulah janji Kami, dan Kami akan tepati janji itu”
(QS.Al Anbiya’ : 104)

waspada sakaratul maut

Setan laknatullah dan iblis laknatullah akan sentiasa mengganggu manusia, bermula dengan memperdayakan manusia dari setitik mani hinggalah ke akhir hayat kita, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat yaitu ketika sakaratul maut. Ada tujuh macam golongan gangguan iblis dan setan saat sakaratul maut tiba :

Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan syaitan di waktu maut

  1. Akan datang iblis dengan berbagai rupa yang aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lezat
  2. Akan datang iblis dengan rupa binatang yang di takuti seperti, harimau, singa, ular dan kala yang berbisa.
  3. Akan datang iblis menyerupai binatang yang disukai orang yang hendak mati
  4. Akan datang iblis dengan menyerupai musuh ketika kita masih hidup
  5. Akan datang iblis menyerupai saudara kita
  6. Akan datang iblis menyerupai ulama-ulama
  7. Iblis datang dengan 72 barisan. Saat Nabi Muhammad SAW wafat, umat manusia akan terbagi menjadi 73 golongan. Satu golongan ahli sunnah waljamaah dan 72 yang lain nantinya masuk ke neraka jahanna

Ketahuilah bahwa iblis akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam di saat Sakaratul Maut. Oleh itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia untuk mengucapkan Laa ilaaha illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan iblis laknatullah dan syaitan laknatullah yang akan berusaha bersungguh-sungguh mengacau orang yang sedang dalam Sakaratul Maut.

Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa ilaaha illallah

Lokasi Sejarah
Situs Purbakala Buni, Peradaban Tertua di Pantai Utara Jawa Barat

Karawang, Kompas - Penelitian yang dilakukan di situs percandian di Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, menghasilkan temuan cukup penting, yaitu fosil manusia. Bukti penemuan tersebut dinilai semakin menjelaskan peradaban tua di wilayah pantai utara Jawa Barat.

Sejak pertengahan 2005 hingga Juli 2006 lalu, telah ditemukan sebanyak 32 individu fosil manusia di bawah struktur bata di sekitar Situs Batujaya. Sembilan individu di antaranya ditemukan pada penggalian tahun 2005.

Fosil manusia tersebut menunjukkan ciri tengkorak bundar sedang, dahi bulat dengan rongga mata tinggi dan persegi, serta mulut menonjol. Keseluruhan ciri itu menunjuk pada ras Mongoloid. Mereka diduga turunan dari koloni Austronesia yang bermigrasi dari utara, yaitu sekitar Kalimantan dan Taiwan.

Individu tersebut kemudian disebut sebagai manusia buni. Buni adalah nama sebuah kampung di tepian Kali Bekasi, tempat pertama ditemukan benda-benda arkeologi sisa kegiatan manusia seperti beliung persegi yang terbuat dari batu terupam halus, tembikar, manik-manik berbahan kaca, gelang batu, serta perkakas logam.

Sonny C Wibisono, peneliti yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Data dan Publikasi Pusat Penelitan dan Pengembangan Arkeologi Nasional, mengatakan, manusia itu diperkirakan hidup dalam kurun waktu 200 tahun sebelum hingga 200 tahun sesudah Masehi. Perkiraan itu lebih tua dari umur candi yang dibangun sekitar abad ke-5 hingga ke-6 Masehi.

"Kami sedang menunggu hasil uji karbon C-14 di laboratorium untuk mengetahui umurnya. Individu-individu yang ditemukan itu diduga sebagai kelompok masyarakat yang membina bangunan candi karena kompleks bangunan suci biasanya tidak berdiri begitu saja. Ada manusia yang membangun dan membinanya," Sonny menambahkan.

Ia mengatakan, hasil penelitian pertanggalan dari beberapa laboratorium menunjukkan bahwa bangunan-bangunan situs di Batujaya memperlihatkan rentang waktu abad ke-5 hingga ke-6 Masehi. Hal itu berarti bahwa situs-situs tersebut merupakan bangunan tertua yang ditemukan di Jawa.

Sadar sejarah

"Ketika hasil penelitian sudah final, kami berharap warga semakin sadar akan pentingnya melestarikan benda-benda itu," ujar Uar Warliyah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Penerangan, Pariwisata, dan Budaya Kabupaten Karawang, Kamis (12/10).

Lahan di beberapa kompleks candi sudah dibebaskan untuk mencegah kerusakan. Pemerintah daerah setempat juga terus membangun infrastruktur agar akses menuju tempat bersejarah itu semakin mudah dan cepat. (MKN)

Dalam salah satu sajak Chairil Anwar yang terkenal yaitu “Antara Karawang dan Bekasi” diekspresikan bahwa Bekasi merupakan daerah perjuangan kemerdekaan pada masa itu dan untuk mengenang itu didirikan tugu perjuangan di Kota Bekasi.

karawang2KABUPATEN KARAWANG
Jarak antara Jakarta-Kerawang yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum atau pribadi adalah 59 km, dan dari Bandung 79 km. Kabupaten Karawang merupakan dataran rendah yang dihampari persawahan. Karena Karawang memang merupakan lumbung beras propinsi Jawa Barat. Selain persawahan di daerah ini terdapat pula perkebunan seta pertambakan udang dan bandeng. Dataran ini mempunyai suhu 30o C dengan ketinggian sekitar 50-125 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten ini memiliki motto: Karawang Pangkal Perjuangan, sebab daerah ini pernah menjadi basis perjuangan untuk merubut kemerdekaan dari penjajah Belanda. Rengasdengklok, umpamanya merupakan tempat kebulatan tekad untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan peristiwa ini diabadikan dengan dibangunnya sebuah tugu di atas bekas markas PETA (Pembela Tanah Air). Disampingitu disini terletak pula sebuah rumah milik Djian Kie Siong bekas tempat tinggal sementara proklamator kemerdekaan Republik Indonesia : Soekarno-Hatta.
Oleh karena penduduk Karawang merupakan pendatang dari berbagai daerah, maka hal ini mempengaruhi berbagai ragam kesenian. Pertunjukan kesenian yang dapat ditampilkan disini amat banyak ragamnya seperti : wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu, jaipongan, pencak silat, sintren, kliningan tanji, reog, calung, degung, ngajantuk, dan berokan. Pertunjukan kesenian-kesenian ini biasanya ditampilkan bila ada hajatan atau sehabis panen padi yang berhasil. Yang paling populer adalah kesenian banjet, yaitu semacam drama yang diseligni dengan nyanyian-nyanyian.
Ada lagi upacara tradisional yang sangat unik, yaitu upacara penikahan dimana calon pengantin diarak keliling dengan tanji. Di kabupaten ini terdapat pula daerah wisata alam yang menarik, diantaranya: Curug Santri, Curug Lalay, dan Curug Cibayat yang terletak di Kecamatan Pangkalan; Situ Kamojang di Kecamatan Cikampek dan Cekdam Kiarajaya yang terletak di Kecamatan Telukjambe. Sedangkan wisata pantai antara lain di Pantai Cemara, Pantai Sedari yang terletak di Kecamatan Pedes, Pantai Pasir Putih yang terletak di Kecamatan Cilamaya, dan wisata alam lain adalah Bendungan Walahar.


subangKABUPATEN SUBANG
Subang dapat dicapai melalui jalan darat dari Jakarta dengan jarak 150 km dari Bandung 65 km. Sarana transportasi, kantor pos dan telekomunikasi serta kelengkapan untuk kelancaran dan kebutuhan wisatawan pada umumnya baik. Jalan penghubung terdiri dari jalan negara, jalan propinsi dan jalan kabupaten yang umumnya terawat baik.
Kabupaten Subang terletak antara 0-1.500 meter di atas permukaan laut. Subang seperti banyak kabupaten di Jawa Barat, termasuk daerah yang subur, baik untuk lahan pertanian, peternakan, perkebunan maupun perikanan.

OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA


ciaterSari Ater
Terletak di Desa Ciater Kabupaten Subang 32 km dari Bandung sebelah utara atau 8 km dari Tangkuban Perahu, dapat dicapai oleh semua jenis kendaraan dalam waktu 45 menit dengan rute Bandung-Lembang-Ciater.
Ciater merupakan salah satu obyek wisata air panas yang sama halnya dengan Maribaya, mempunyai beberapa kolam air panas yang mengandung kadar yodium dan belerang, bersumber dari Kawah Gunung Tangkuban Perahu.
Fasilitas di Ciater lebih lengkap, seperti tersedianya sarana akomodasi, restaurant, lapangan tenis dan arena untuk Camping Ground yang meliputi luas keseluruhan 76 ha.


Pantai Pondok Bali
Pantai Pondok Bali terletak di sebelah uatra kota Subang merupakan keindahan pantai utara Jawa Barat. Pantai dengan ombaknya yang tenang, memungkinkan untuk atraksi pantai seperti memancing, rekreasi pantai, berlayar dan kemping.

Gotong Sisingaan
Merupakan jenis kesenian terkenal tidak saja di Indonesia akan tetapi di dunia Internasional. Kesenian Gotong Singa telah membawa nama Kota Subang menjadi terkenal. Setiap tahun di kota ini diadakan festival gotong singa.

Pantai “Candra Wulan”
Pantai Candra Wulan ini terletak 48 km dari Kabupaten Subang dengan ujung pantai muara yang mejorok ke tengah. Maka pantai Candra Wulan merupakan teluk sejauh 2 km, sedangkan dam teluk itu terdapat pulau kecil sepanjang 1 km dengan lebrnya tidak lebih dari 10-20 meter.


bekasiKABUPATEN BEKASI
Kabupaten Bekasi di batasi di Utara oleh laut Jawa, di selatan oleh Kabupaten bogor, di Timur oleh Kabupaten Karawang dan di Barat oleh DKI Jakarta.
Geografis, Kabupaten Bekasi terletak pada 106o48’79” Bujur Timur dan 6o10’-6o30’ Lintang Selatan. Jarak terjauh Utara-Selatan 46,8 km dan Barat-Timur 33,8 km. Kesenian daerah Bekasi dipengaruhi oleh kesenian-kesenian daerah Cirebon, Indramayu, Karawang dan Jakarta.

OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

Kesenian-kesenian dari Bekasi, misalnya Tanjidor, topeng Tambun, Borongan, Lenong, Wayang Kulit Tambun, Tarling dan Genjring.

Cihargem Puncak ( Bandung Utara )
Lokasi :

Ciburial



Masih pagi buta ketika saya dan Bowo Sutrisno memacu sepeda motor meninggalkan kampus UPI di Ledeng, menuju suatu tempat yang lebih sunyi di Bandung Utara. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Dago Pakar) masih sangat sepi ketika kami lewati. Kendaraan terus bergerak ke utara hingga memasuki wilayah Ciburial, jalan menanjak dan berkelok-kelok tajam, lahan gundul miskin pepohonan terhampar di kiri-kanan jalan. Dari ketinggian, nampak Kota Bandung yang masih berselimut kabut tebal.

Kami berhenti di sebuah kampung bernama Cihargem. Rumah-rumahnya tak terlalu banyak, asri, tenang dalam suasana yang menyejukkan. Seorang laki-laki tua bersikap ramah ketika kami menitipkan kendaraan. Dari kampung itu kami berjalan sejauh seratus meter mengikuti jalan setapak yang membelah hutan pinus, menuju sebuah puncak kecil yang sekaligus merupakan bibir jurang berbatu yang sangat curam. Di puncak tersebut, seseorang tengah memasang baling-baling bambu berukuran besar. Sesaat kemudian baling-baling itu telah berputar ditiup angin yang berembus kencang.

Tak banyak yang pernah berkunjung ke tempat ini. Tak banyak yang tahu bahwa dari Cihargem Puncak, seseorang bisa berfantasi seolah mereka tengah berada di kawasan hutan berdaun jarum di luar negeri. Tak banyak yang pernah berdiri sambil merasakan angin yang tak berhenti menerpa tubuh, dan kadang-kadang tiupannya menjadi kencang sehingga harus cepat-cepat mencari pegangan agar tak kehilangan keseimbangan, lalu jatuh bebas ke dalam jurang + 200 meter yang biasanya berkabut. Cihargem Puncak merupakan bagian dari jalur Patahan Lembang. Dari sana, terlihat jelas Gunung Bukit Tunggul, Burangrang dan Tangkubanparahu. Barisan pohon pinus menciptakan pemandangan serba hijau, sehingga mata menjadi sangat segar dan tak pernah berhenti memandang. Di antara kehijauan, dinding–dinding batu Patahan Lembang menampakkan wujudnya yang tegak dan kokoh, sejajar dengan aliran Ci Kapundung yang meliuk-liuk indah di dasar lembah. Sungguh sebuah komposisi alam yang membuat orang enggan untuk beranjak.

Dari puncak, ternyata ada celah-celah batu yang membentuk jalan sagat tipis ke arah bawah. Dan dengan sangat hati-hati kami melangkahkan kaki di jalan ini. Kami turun ke sebuah teras di mana kami bisa menikmati komposisi keagungan itu dengan lebih jelas. Tentu ada rasa takut ketika menyadari bahwa saat itu kami berada di lekukan sebuah tebing berbatu. Tetapi kami lebih merasa nyaman karena berada di bumi yang mengagumkan. Pagi terasa hangat, dan kami menikmatinya dengan secangkir teh dan beberapa batang sigaret kretek. Di puncak, baling-baling berputar lebih keras.

Sejak kunjungan pertama, Cihargem Puncak telah menjadi salah satu tempat favorit saya di Bandung Utara. Namun, yang bisa saya lakukan tentu sebatas mengunjunginya, menikmatinya, berbagi cerita, dan berdoa agar kelak masyarakat sekitar bisa menikmati jasa dari kelestariannya. Tempat itu tak hanya menjanjikan keindahan, tetapi memberi kesempatan untuk belajar dan berpikir lebih jauh tentang tanda-tanda alam yang pada akhirnya bisa menggugah kesadaran spiritual. Semoga hukum bisa ditegakkan, alam dilestarikan, dan hidup menjadi lebih diuntungkan!

Gunung Tangkuban Parahu

Tangkuban Perahu

Tinggi 2,084 meter (6,837 kaki)
Letak Jawa Barat, Indonesia
Koordinat -6.77, 107.6
Jenis Stratovolcano
Letusan terakhir 1983[1]
Rute pendakian termudah hike
Kawah Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Legenda rakyat setempat

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Legenda Sangkuriang

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya diantaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.